Pernah mengalami gatal luar biasa di
bagian dubur? Jika iya, boleh jadi ada cacing kremi dalam tubuh Anda.
Cacing parasit yang satu ini hidup di dalam usus manusia. Ia memang
tidak mengakibatkan penyakit serius, namun kehadirannya tentu sangat
mengganggu, bukan? Pada dasarnya infeksi cacing kremi ini mudah sekali
diobati. Tapi sebelum Anda mencari tahu soal pengobatan, tak ada
salahnya mengetahui lebih banyak tentang cacing kecil seukuran rambut
dan berwarna putih ini, bukan?
Klasifikasi Cacing Kremi
Dalam kajian ilmiah, klasifikasi si cacing kremi sebagai berikut:
Sementara itu, spesies cacing kremi ada beberapa antara lain:
Adapun jenis cacing kremi yang biasa kita temukan dalam tubuh manusia adalah jenis Enterobius vermicularis.
Enterobiasis
Infeksi cacing kremi dikenal dengan nama Enterobiasis atau juga oksiuriasis. Cacing kremi betina yang hendak bertelur meninggalkan organ usus besar dan menuju anus/dubur. Wilayah ini sendiri dianggap sebagai tempat terbaik untuk bertelur. Aktifitas bertelur cacing kremi betina inilah yang membuat penderita merasa gatal yang hebat. Cacing ini bisa dilihat secara kasat mata. Ia mirip seperti parutan kelapa dan ada di sekitar anus. Siapapun bisa terinfeksi cacing ini sebab ia memang tak perlu perantara. Ia bisa saja ada pada makanan yang kita telan dan pada anak-anak, ia bisa ada pada kuku yang luput dicuci bersih.
Infeksi si cacing kremi ini terjadi dalam 2 tahapan. Yang pertama, telur cacing kremi akan pindah dari wilayah sekitar dubur kemudian ke pakaian, mainan atau seprei dan lain-lain. Tahapan berikutnya adalah si penderita tanpa sengaja menelan telur cacing kremi, biasa saja dari udara yang ia hirup atau dari jari-jarinya. Telur cacing yang tertelan ini akan menetas di dalam usus kecil kemudian tumbuh menjadi cacing kremi dewasa di dalam usus besar penderita. Di dalam bagian ini ia akan mengalami proses pematangan kira-kira selama 2 sampai 6 minggu. Cacing kremi dewasa kemudian menuju dubur untuk bertelur dan melekatkan telurnya pada lipatan kulit anus penderuta. Telur tersebut disimpan dengan suatu bahan yang cukup lengket. Bahan serta gerakan cacing kremi betina inilah yang kemudian mengundang rasa gatal. Memang gejalanya tidak serius, hanya rasa gatal. Namun dalam tingkat kronis, penderita bisa saja mengalami infeksi pada saluran indung telur atau salpingitis, radang pada vagina atau vaginitis dan infeksi pada tulang.
Pengobatan akibat infeksi cacing kremi ini bisa dilakukan secara tradisional maupun kimiawi. Dokter akan menyarankan Anda untuk mengkonsumsi obatan anti-parasit seperti pirantel pamoat, mebendazole dan juga albendazole. Dan untuk gatal pada anus, Anda bisa mengoleskan krim ataupun salap anti-gatal.
Klasifikasi Cacing Kremi
Dalam kajian ilmiah, klasifikasi si cacing kremi sebagai berikut:
- Kerajaan: Animalia
- Filum: Nematoda
- Kelas: Secernentea
- Upakelas: Spiruria
- Ordo: Oxyurida
- Famili: Oxyuridae
- Genus: Enterobius
Sementara itu, spesies cacing kremi ada beberapa antara lain:
- Enterobius vermicularis.
- Enterobius anthropopitheci.
- Enterobius gregorii.
Adapun jenis cacing kremi yang biasa kita temukan dalam tubuh manusia adalah jenis Enterobius vermicularis.
Enterobiasis
Infeksi cacing kremi dikenal dengan nama Enterobiasis atau juga oksiuriasis. Cacing kremi betina yang hendak bertelur meninggalkan organ usus besar dan menuju anus/dubur. Wilayah ini sendiri dianggap sebagai tempat terbaik untuk bertelur. Aktifitas bertelur cacing kremi betina inilah yang membuat penderita merasa gatal yang hebat. Cacing ini bisa dilihat secara kasat mata. Ia mirip seperti parutan kelapa dan ada di sekitar anus. Siapapun bisa terinfeksi cacing ini sebab ia memang tak perlu perantara. Ia bisa saja ada pada makanan yang kita telan dan pada anak-anak, ia bisa ada pada kuku yang luput dicuci bersih.
Infeksi si cacing kremi ini terjadi dalam 2 tahapan. Yang pertama, telur cacing kremi akan pindah dari wilayah sekitar dubur kemudian ke pakaian, mainan atau seprei dan lain-lain. Tahapan berikutnya adalah si penderita tanpa sengaja menelan telur cacing kremi, biasa saja dari udara yang ia hirup atau dari jari-jarinya. Telur cacing yang tertelan ini akan menetas di dalam usus kecil kemudian tumbuh menjadi cacing kremi dewasa di dalam usus besar penderita. Di dalam bagian ini ia akan mengalami proses pematangan kira-kira selama 2 sampai 6 minggu. Cacing kremi dewasa kemudian menuju dubur untuk bertelur dan melekatkan telurnya pada lipatan kulit anus penderuta. Telur tersebut disimpan dengan suatu bahan yang cukup lengket. Bahan serta gerakan cacing kremi betina inilah yang kemudian mengundang rasa gatal. Memang gejalanya tidak serius, hanya rasa gatal. Namun dalam tingkat kronis, penderita bisa saja mengalami infeksi pada saluran indung telur atau salpingitis, radang pada vagina atau vaginitis dan infeksi pada tulang.
Pengobatan akibat infeksi cacing kremi ini bisa dilakukan secara tradisional maupun kimiawi. Dokter akan menyarankan Anda untuk mengkonsumsi obatan anti-parasit seperti pirantel pamoat, mebendazole dan juga albendazole. Dan untuk gatal pada anus, Anda bisa mengoleskan krim ataupun salap anti-gatal.