Memahami Cacing Tambang Lebih Jauh

Cacing tambang dikenal luas sebagai cacing parasit. Ia hidup menumpang di dalam organ usus kecil manusia. Cacing ini menjadi biang penyebab penyakit bernama ankilostomiasis dan nekatoriasis. Nama “Tambang” melekat pada binatang ini sebab dahulu ia memang ditemukan pada buruh tambang di kawasan Eropa. Saat ini, infeksi cacing tambang sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Di Negara kita, penyakit akibat cacing tambang banyak ditemukan di wilayah pedesaan utamaya perkebunan. Kecenderungan ini disebabkan kebiasaan masyarakat yang masih BAB di tanah dan juga pemakaian kotoran sebagai pupuk. Cacing tambang ini masuk ke dalam tubuh melalui kaki dan juga mulut. Ia bisa saja bersembunyi di balik makanan yang anda telan.

Klasifikasi Cacing Tambang

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Nematoda
  • Kelas: Secernentea
  • Ordo: Strongiloidae
  • Famili: Ancylostomatidae
  • Genus: Necator/Ancylostoma

Adapun spesies cacing tambang ini ada dua yakni Necator americanus (menyebabkan penyakit nekatoriasis) dan Ancylostoma duodenale (menyebabkan penyakit anklisomiasis). Kedua jenis cacing tambang ini menginfeksi banyak orang di dunia. Bahkan ia terdaftar sebagai penyebab penyakit terbesar di Negara-negara tropis. Memang cacing ini suka hidup di tempat yang hangat juga lembab dan dengan tingkat kebersihan yang kurang baik.

Jenis cacing tambang bernama Nector Americanus memiliki bentuk seperti huruf S. Panjang betinanya kira-kira 1 cm. Setiap cacing pipih bisa bertelur sampai 9000 ekor per harinya. Adapun cacing tambang jantan memiliki panjang sekitar 0,8 cm. Sementara itu jenis Ancylostoma memiliki bentuk serupa huruf C. Setiap hari, satu ekor cacing tambang jenis ini bisa menghasilkan telur hingga 28.000 per harinya.

Menyebabkan Anemia


Telur cacing tambang bisa dijumpai pada feces. Dalam jangka waktu 1 sampai 1,5 hari, telur tersebut bisa menetas dan kemudian menjadi larva. Larva ini kita kenal dengan nama Rhabditiform. Dalam tiga hari ke depannya, larva ini berubah menjadi larva Filarofom yang mampu menembus kulit kaki dan leluasa masuk ke dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh kita, cacing tambang ini bergerak sejalan dengan aliran darah. Ia menuju jantung kemudian paru-paru, berikutnya tenggorokan dan tertelan masuk ke dalam wilayah usus. Pada bagian usus ini, larva cacing tambang yang telah dewasa mulai menghisap darah. Pada setiap satu ekor cacing tambang jenis N. Americanus bisa menyerap darah sebanyak 0,00s sampai 1 cc per harinya. Sementara itu jenis A. Duodenale bisa menyerap sekitar 0,08 sampai 0,34 cc per harinya. Jika dibiarkan, manusia yang menjadi inang cacing tambang akan mengalami anemia berat. Selain itu, pada beberapa penderita ditemukan gejala kurang gizi utamanya anak-anak.

Mengingat cacing tambang ini senang pada kondisi yang kotor, maka salah satu cara menjaga diri dari infeksi adalah dengan cermat memelihara kebersihan lingkungan. Selain itu, gunakanlah pelindung kaki yang baik dan benar terutama saat anda berada di tempat yang rawan.