Memahami Siklus Hidup Cacing Tanah

Cacing tanah tentu tak asing lagi di keseharian kita. Hewan yang satu ini mudah sekali dijumpai. Mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu, cacing tanah ternyata memiliki banyak manfaat. Tak sekedar untuk pakan hewan ternak tetapi juga untuk kesehatan manusia. Jijik membuat sebagian dari kita abai pada hewan ini. Padahal, kini cacing tanah banyak diburu oleh karena manfaatnya yang beragam tersebut. Bahkan budidaya cacing tanah kian marak. Jika Anda sedang mencari peluang bisnis minim modal tapi cukup menjanjikan, kenapa tak coba ternak cacing. Sebelum memulai hal tersebut, ada baiknya Anda memahami siklus hidup cacing tanah ini. Berikut kami urai untuk Anda.


Hewan Hermafrodit

Tahukah Anda bahwa cacing tergolong binatang hermafrodit? Yang artinya dalam satu tubuh cacing terdapat dua kelamin yakni jantan dan juga betina. Meski demikian, cacing tanah tak dapat melakukan aktifitas reproduksi tersebut sendirian sebab ia tidak bisa menyatukan organ kelamin betina dan organ kelamin jantan sendiri. Jadi, tetap dibutuhkan dua cacing tanah. Hanya saja Anda tak perlu lagi repot-repot membedakan yang mana jantan dan si betina.

Sepasang cacing tanah yang dewasa bisa berkembang biak dan menghasilkan kurang lebih 1500 cacing dalam setahun. Berdasarkan catatan statistis, populasi si cacing tanah ini mengalami peningkatan sampai 100% tiap empat sampai enam bulan. Meski begitu, cacing tanah tergolong hewan yang cerdas sebab mereka secara alamiah akan membatasi perkembangbiakannya jika mereka rasa persediaan makanan tidak mencukupi.

Cacing Tanah Kawin

Cacing Tanah Kawin

Cacing tanah yang telah dewasa bisa kawin sekali dalam setiap sepuluh hari. Dan dalam perkawinan tersebut, mereka bisa menghasilkan satu sampai dua kepompong. Dalam satu kepompong tersebut biasanya terdapat sepuluh butir telur. Hanya saja, biasanya Cuma 4 telur yang berhasil menetas menjadi cacing muda.

Setelah 3 minggu, telur cacing tanah bisa menetas asalkan cuacanya sedang hangat. Namun bisa saja molor sampai 3 bulan apabila cuaca sedang dingin. Pada saat si anak cacing sudah waktunya keluar, maka warna kepompong akan berubah menjadi kemerahan dan ukurannya juga membesar seperti biji anggur. Anak cacing tanah yang baru saja keluar dari kepompong memiliki ukuran sekitar 1,2 cm. Cacing muda ini belum memiliki organ reproduksi. Warnanya sedikit keputihan dengan gradasi warna merah yang sebenarnya adalah pembuluh darah mereka.

Cacing tanah mulai menunjukkan kematangan secara seksual apabila citellum-nya terbentuk sempurna. Biasanya tanda ini muncul pada siklus hidup cacing tanah pada usia 10 sampai 55 minggu. Di tahapan ini, pertambahan berat tubuh si cacing tanah perlahan akan melambat. Hal ini memandakan si cacing sudah masuk ke dalam fase dewasa.

Cacing tanah ini lazimnya tidak berusia panjang. Bahkan kebanyakan dari mereka mati di tahun yang sama dengan kelahiran. Meski begitu, ada juga beberapa cacing tanah yang mampu hidup hingga 5 tahun bahkan lebih. Cacing tanah tua ini bisa dilihat dari bagian ekornya yang cenderung pipih dan terdapat warna kuning yang di telah mencapai bagian punggung. Apabila cacing tanah masih produktif maka hal terssebut terlihat pada warna kuning yang hanya ada di ujung ekor.

Demikian siklus hidup cacing tanah, semoga bisa menambah wawasan Anda utamanya bagi mereka yang berniat menggeluti ternak cacing tanah. Semoga berhasil!